Pengertian Tata Busana, Sejarah Pola Dasar, Pengertian Pola Dasar, Pecah Pola

Tata Busana

Pengertian Tata Busana


Pekerjaan menata busana akan sangat menarik bagi mereka yang ingin mendalami pengetahuan dan keterampilan di bidang pembuatan busana. Tata busana adalah kegiatan atau pekerjaan mewujudkan suatu busana atau pakaian, yang diawali dengan proses pemilihan model, pemilihan bahan atau tekstil, pengambilan ukuran. pembuatan pola sampai ke teknik menjahit dan menyelesaikannya. Setiap tahap dalam proses pembuatan busana tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan saling mendukung atau menunjang.

Masalah yang sering muncul adalah antara busana dengan si pemakai kurang serasi atau kurang pantas. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurang tepatnya desain, model atau bahan dengan bentuk, dan proporsi tubuh pemakai. Selain itu dapat juga dikarenakan jatuhnya pakaian pada tubuh atau badan pemakai kurang tepat. Misalnya. letak garis pinggang tidak pada tempatnya. penempatan atau pemindahan kupnat yang tidak sesuai, maupun terjadi kerut atau menggelembung. Kedua permasalahan tersebut perlu disimak dan dipelajari karena kedua hal tersebut ikut menentukan hasil akhir sebuah busana. Pertama, kaitannya dengan pemilihan dan pemahaman gambar sketsa mode: kedua, kaitannya dengan konstruksi pola dan pecah pola.
Berikut ini akan diulas terlebih dahulu tentang pola dasar dan pecah pola, sedangkan pemilihan dan pemahaman gambar sketsa mode akan dibahas kemudian sekaligus dengan cara memecah pola sesuai desain, model, atau sketsa mode yang dipilih.

A. Sejarah Pola Dasar

Pada zaman dahulu orang telah mengenal bentuk-bentuk busana atau pakaian. Bentuk-bentuk busana pada waktu itu sangat sederhana, dengan wujud geometris yaitu segiempat atau segiempat panjang. Setiap bangsa mempunyai cara sendiri-sendiri dalam mengenakan pakaian dengan bentuk geometris tersebut. Ada pakaian yang dilingkarkan atau dililitkan begitu saja pada tubuh, dibantu dengan tali untuk mengikat, ada pula yang melubangi bagian tengah bidangnya untuk memasukkan kepala. Dalam perkembangannya, bentuk-bentuk maupun cara penggunaan busana tersebut digolongkan menjadi bentuk-bentuk dasar busana, yaitu celemek panggul, ponco, tunika. dan kaftan.

1. Celemek Panggul

Celemek panggul adalah bentuk pakaian yang paling sederhana dibuat dari sehelai kain panjang yang dililitkan satu atau beberapa kali pada tubuh bagian bawah dari pinggang sampai lutut atau sampai menutup mata kaki. Busana atau pakaian ini sering disebut dengan pakaian bungkus. Dalam perkembangannya pakaian ini dikenal dengan nama kain panjang atau sarung.

2. Ponco


Ponco adalah bentuk dasar busana yang dibuat dari kain segiempat dan diberi lubang di tengah untuk memasukkan kepala. Sisi baju tidak dijahit.



3. Tunika

Pengembangan bentuk dasar ponco adalah tunika. Dibuat dari kain segiempat. berukuran dua kali panjang antara bahu sampai mata kaki atau sampai batas panggul. Kain dilipat dua menurut arah panjangnya, dengan lipatan di sebelah atas. Pada pertengahan dibuat lubang leher dengan belahan pendek pada bagian tengah muka. Sisi-sisinya dijahit dari bawah hingga ± 25 cm sebelum lipatan. Bagian yang tidak dijahit dipakai untuk memasukkan lengan. Di Indonesia peninggalan bentuk ini disebut baju bodo dan baju kurung.


4. Kaftan

Kaftan merupakan pengembangan bentuk dasar tunika. Karena dibuat dari kain berbentuk segi empat. Bagian tengah muka dibuat belahan sampai bawah, hingga cara mengenakannya tidak perlu melalui kepala. Bentuk dasar busana ini di Indonesia dikenal dengan nama baju kebaya.


Bentuk-bentuk dasar busana tersebut longgar dan cukup menarik. Lilitan ataupun ikatan-ikatan tali yang membantu dalam pemakaian sekaligus membentuk model. Kemajuan zaman menuntut suatu bentuk yang lebih indah dan pas yang harus ditonjolkan dari kaum wanita. Misalnya, bentuk buah dada yang menonjol, pinggang yang ramping, maupun panggul yang lebih berisi. Untuk mendapatkan hasil pakaian yang pas dan sesuai dengan bentuk tubuh maka perlu dibuat pola.

B. Pengertian Pola Dasar dan Pecah Pola

Pattem atau pola dalam bidang jahit menjahit adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju, pada saat kain digunting. Potongan kain atau kertas tersebut mengikuti ukuran bentuk badan dan model tertentu.

1. Pola Dasar


Pola dasar adalah kutipan bentuk badan manusia yang asli atau pola yang belum diubah. Pola dasar ini terdiri dari pola badan bagian atas, dari bahu sampai pinggang, biasa disebut dengan pola dasar badan muka dan belakang. Pola badan bagian bawah, dari pinggang sampai lutut atau sampai mata kaki, biasa disebut pola dasar rok muka dan belakang. Pola lengan, dari lengan bagian atas atau bahu terendah sampai siku atau per-gelangan. biasa disebut pola dasar lengan. Adapun pola badan atas yang menjadi satu dengan pola badan bawah biasa disebut dengan pola dasar gaun atau bebe.

2. Pecah Pola


Pecah pola adalah menyesuaikan model atau desain pada gambar pola dengan contoh yang dikehendaki. kemudian memisah-misahkan bagian-bagian model menjadi pola-pola yang siap dijadikan petunjuk untuk menggunting bahan.

C. Macam-Macam Pola Dasar

Pola dasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan teknik pembuatannya, bagian-bagiannya. metodenya, maupun jenisnya.

1. Berdasarkan Teknik Pembuatannya


Berdasarkan teknik pembuatannya, pola dasar dapat dibagi menjadi dua macam.

  • Pola dasar yang dibuat dengan konstruksi padat atau kubus. Pola dibentuk di atas badan si pemakai atau tiruannya yang disebut dress form atau pas pop. Cara membuat pola dengan teknik ini disebut draping atau memuiir.
  • Pola dasar yang dibuat dengan konstruksi bidang dasar atau flat pattern. Pola ini merupakan pengembangan dari pola yang dibuat dengan konstruksi padat atau kubus.
Kutipan bentuk badan manusia seperti tersebut di atas menjadi dasar pemikiran untuk menciptakan pola berdasarkan ukuran dan perhitungan matematika. Tiap macam konstruksi pola ini digambar dengan mempergunakan sejumlah ukuran dan urutan tertentu.

2. Berdasarkan Bagiannya


Berdasarkan bagiannya, pola dasar dibagi menjadi tiga macam.

  • Pola dasar badan atas, yaitu pola badan mulai dari bahu atau leher sampai batas pinggang.
  • Pola dasar badan bawah, yaitu pola badan mulai dari pinggang ke bawah sampai lutut atau sampai mata kaki.
  • Pola lengan, yaitu pola bagian lengan mulai dari lengan atas atau bahu terendah sampai siku, per gelangan tangan atau sampai batas panjang lengan yang diinginkan.

3. Berdasarkan Metodenya

Pola dasar berdasarkan metodenya adalah cara membuat pola konstruksi flat pattern dengan ukuran atau urutan tertentu sesuai dengan penemunya atau penciptanya. Ada pola dasar badan yang digambar mulai dari atas ke bawah, ada yang memulai dari tengah atau dari badan terbesar ke atas kemudian ke bawah sampai pinggang dan ada yang memulai dari pinggang ke atas.

Di Indonesia sejak abad ke-20 berkembang metode-metode pembuatan pola, antara lain metode JHC Mey-neke. metode Danckaets. metode Wielsma atau Char-mant. metode Cuppens Geurs. metode Frans Wenner coupe. metode Dressmaking. metode Soen. metode Ho Twan Nio. metode Njoo Hong Hwie. metode A.C.T. Nu haff. metode Muhawa. dan metode Edi Budiharjo. Metode-metode tersebut mempunyai ciri, kelebihan, dan kekurangan masing-masing sehingga untuk mendapatkan metode pembuatan pola yang cocok dengan bentuk badan memerlukan percobaan beberapa kali.

4. Berdasarkan Jenis

Berdasarkan jenis, pola dasar dapat dibedakan menjadi tiga macam.
  • Pola dasar wanita adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan wanita dewasa.
  • Pola dasar pria adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan pria dewasa.
  • Pola dasar anak adalah pola dasar berdasarkan ukuran badan anak.
Telah diuraikan di muka bahwa salah satu permasalahan yang sering muncul dalam pembuatan busana adalah letak atau jatuhnya pakaian pada tubuh kurang tepat, sehingga busana dengan pemakai tampak tidak serasi. Tidak tepatnya pakaian tersebut pada tubuh sangat berkaitan dengan ukuran, pola dasar, dan cara memecah atau mengubah pola. Dengan demikian, maksud dan tujuan mempelajari pola dasar adalah supaya dapat mewujudkan busana sesuai dengan model, bentuk tubuh, atau proporsi tubuh dengan baik dan serasi.
Menggambar pola dasar dan pecah pola dapat menggunakan teknik dan metode apa pun seperti ter-sebut di atas; yang penting pola enak dipakai dan pas di badan, tidak terlalu longgar, dan tidak terlalu sempit. Semua garis-garis kampuh seperti bahu. sisi, dan pinggang letaknya tepat pada tempatnya dan bentuk pakaian lebih kelihatan ideal. Bentuk atau bagian tubuh seseorang yang kurang ideal, misalnya bahu yang terlalu miring, dapat diperbaiki bentuknya dengan mengisi bentuk sehingga dapat menyembunyikan kekurangan tersebut. Demikian halnya dengan bentuk atau bagian tubuh yang lain. Pola dasar perlu dicoba terlebih dahulu untuk menguji ketepatannya. Kunci keberhasilan pola dasar dan pecah pola terletak pada ketepatan mengambil ukuran, cara menggambar pola, dan memahami sebuah gambar model atau sketsa mode.

Postingan Populer