Lengan kop dengan lajur (strook) dikembangkan

Pola Lengan Kop

Lengan kop dengan lajur (strook) dikembangkan


Pola dasar lengan ditambah 4 cm kepala dan 1 cm di bawah untuk berkembang.


Cara membentangkan ada dua.

  1. Dibentangkan pada tiga tempat dengan perhatian a dan b sama tinggi.
  2. Ini hasil garis yang dipasang bentuk V2 lingkaran. Ukur dahulu kiri. kanan. dan ke bawah titik A Vi x garis ab pada pola dasar dikurangi 1 cm. gambar Vz lingkaran kemudian kutipkan dari bawah lengan dengan diberi banyak guntingan supaya dapat dibentangkan seperti contoh.

Lengan Setali


Lengan setali adalah lengan yang digunting setali atau menjadi satu dengan badan, artinya tanpa sambungan atau jahitan pada kerung lengannya. Panjang dan bentuk lengan setali bermacam-macam, antara lain, lurus dan garis sisi ke alas. Panjang sampai batas ± 5 cm di atas siku dengan bagian bawah ketiak membulat. Panjang sampai pertengahan antara siku dan pergelangan tangan serta panjang sampai pergelangan tangan dengan bentuk lengan membulat mulai dari garis pinggang yang biasa disebut lengan dolman. Lengan sefali ini dapat digambar bagian muka terpisah dari bagian belakang atau bersatu. Namun, yang jelas tiga ketentuan dalam pembuatan lengan setali harus di-penuhi.
  1. Garis bahu dimajukan 1 cm atau dikurangi 1 cm. belakang ditambah 1 cm.
  2. Bahu terendah muka dan belakang ditambah atau dinaikkan 1 cm. untuk kelonggaran. Bila pola digambar bersatu maka diberi antara atau jarak 2 cm. Lipit kup asli pada bahu dipindah ke sisi dahulu untuk memudahkan mengubah model.
  3. Ketiak diturunkan 4 cm atau lebih. lingkar badan pada tiap sisi ditambah 1 cm atau 2 cm. Garis bahu lengan setali dapat digambar lurus atau di-serongkan. dari bahu terendah ke bawah lengan. Ujung lengan setali dapat dibuat melengkung cekung. cembung. atau lurus.
Setali Dewasa
bersatu bagian muka dan belakang

Lengan setali  lengan kimono

Tiga syarat untuk konstruksi lengan setali.
  1. Garis bahu dimajukan 1 cm ke muka dikurangi belakang ditambah 1 cm.
  2. Titik bahu terendah dinaikkan 1 cm. untuk kelonggaran.
  3. Ketiak diturunkan 4 cm atau lebih. Sisi ditambah 1 cm atau 2 cm.

Lengan Raglan

Lengan raglan adalah lanjutan dari lengan setali, yaitu tidak mempunyai kampuh lubang lengan. tetapi mempunyai kampuh serong dari garis leher menuju ke lubang lengan. Garis kampuh serong ini disebut garis raglan. Dengan adanya garis raglan ini pada desain tampak bagian bahu bersatu dengan lengan. Cara menggambar lengan raglan ada 2 macam, yaitu sistem eropa dan sistem jepang.

1) Sistem Eropa


Cara menggambar lengan raglan dengan Sistem Eropa adalah sebagai berikut.
  • Garis bahu dimajukan kemuka seperti lengan setali.
  • Garis raglan ditarik dari leher (dari bahu tertinggi turun 4 cm), ke lubang lengan bagian terdalam. Garis raglan yang miring dibentuk melengkung.
  • Bagian bahu yang merupakan pas digunting dan disatukan ke pola lengan.
  • Pada bagian belakang garis raglan turun 2 cm dari titik bahu tertinggi. tarik garis leher ke lubang lengan. pas bahu digunting disatukan ke pola lengan.
  • Waktu menyatukan pas bahu ke pola lengan bagian ketiak pada pola lengan hams sama dengan ukuran bagian ketiak dari pola badan. jarak bahu tertinggi sama dengan lebar bahu.
  • Sudut bahu terendah ditambah 7 cm. Garis bahu pada pola lengan setali dibentuk menurut gambar.

2) Sistem Jepang


Dalam Sistem Jepang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar lengan raglan adalah sebagai berikut.
  • Gambar lengan setali, bagian bahu dimajukan 1 cm.
  • Ujung bahu terendah naik 1 cm. pada muka dan belakang diteruskan 2 cm atau sepanjang bahu sebagai garis pertolongan.
  • Dari garis bahu baru turun siku-siku 3 cm.
  • Ukur panjang lengan 20 cm dari garis bahu terendah.
  • Tarik garis bawah lengan bersiku dengan garis bahu baru.
  • Tarik garis raglan seperti sistem Eropa. miring dari garis leher ke lubang lengan. Bagian tengah garis raglan ukur 1/2 cm ke kiri dan ke kanan, dapatkan garis raglan yang melengkung cekung pada bagian pas bahu dan badan. lihat gambar pola.
  • Garis bawah lengan bersiku dengan panjang lengan setali.
  • Garis raglan bagian belakang dibuat tetap miring, tidak dibentuk cekung.
  • Panjang lengan pada bahu dan ketiak dari badan muka dan belakang harus sama.

Lengan raglan (reglen) sistem eropa

Tergolong dalam lengan setali. dengan jahitan garis raglan. garis serong. dari leher ke ketiak.

Lengan raglan sistem jepang


Perhatikan, sebelum menggambar pola raglan sistem Eropa periksalah lubang lengan harus sesuai ukuran (pas + 4 cm) dan garis kepala lengan boleh 1 a 2 cm lebih besar dari lubang lengan, jangan lebih. Bagian ketiak bentuk segi empat sistem Jepang. bentuk layangan pada pola muka dan belakang dipakai 2 kali, sekali untuk garis raglan badan dan kedua kali garis raglan lengan. Bagian bahu + lengan raglan disatukan menjadi gambar pola di tengah (garis kecil-kecil di bawah lengan disatukan).

Saku

Penampilan saku atau kantong pada sebuah busana selain berfungsi untuk menyimpan atau membawa sesuatu. juga menambah nilai keindahan busana maupun pemakainya. Penempatan saku pada blus. rok. celana. gaun. dan jaket dapat bervariasi. yaitu di bagian badan muka sebelah atas dan bawah blus. Letak saku pada rok dan celana biasanya di bagian muka. belakang. dan sisi sekitar panggul. Sedangkan letak saku pada gaun terdapat pada bagian muka atas. bawah. bagian sisi dan belakang sekitar panggul. Letak saku pada jaket dapat lebih bervariasi yakni pada bagian atas. bawah badan muka dan belakang. serta pada lengan. Bentuk saku pada busana bermacam-macam. yaitu segi empat. segi lima dengan tutup atau tanpa tutup. bulat atau lingkaran dan 1/2 lingkaran. bentuk huruf U dengan variasi kerut. dan sebagainya.
Berdasarkan letak dan cara membuatnya. saku dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu saku luar atau saku tempel dan saku dalam.

a. Saku Luar atau Saku Tempel


Jenis saku ini adalah saku yang dipasang atau dijahit menempel pada busana dan terlihat bentuknya dan luar. Saku luar atau saku tempel dengan bentuk segi empat. segi tiga. dan segi lima dengan tutup maupun tanpa tutup umumnya dipasang pada kemeja atau blus. Namun. sering juga dipasang pada sekitar panggul belakang sebuah rok, gaun, atau celana. Saku tempel dengan bentuk lingkaran. 1/2 lingkaran. atau bentuk huruf U dengan variasi kerut sering dijumpai untuk pelengkap atau penghias pakaian anak-anak.

Selain saku tempel dengan bentuk dua dimensi seperti di atas, terdapat juga saku tempel dengan bentuk tiga dimensi, artinya selain mempunyai panjang dan lebar juga mempunyai ketebalan sehingga isi atau volume dari saku lebih banyak. Bentuk saku ini sering dijumpai untuk pakaian dinas lapangan. militer, atau pakaian kerja bengkel.

b. Saku Dalam


Saku dalam adalah saku yang dipasang atau dijahit di dalam atau tersembunyi sehingga tidak tampak dari luar. Apabila terlihat hanya bagian mulut saku atau lajurnya saja atau tutupnya jika saku dalam tersebut memakai tutup. Seperti halnya saku luar. saku dalam juga biasa digunakan pada blus. rok. gaun. celana. maupun jaket. Menurut bentuk mulut saku. lajur. atau belahannya. saku dalam dapat dibedakan menjadi tiga macam.

1) Saku dalam tanpa lajur


Terdapat pada rok, celana maupun garis. Saku ini benar-benar tersembunyi dan tidak tampak dari luar karena dipasang pada garis/jahitan sisi rok. celana ataupun gaun sehingga tersamar. Ada juga saku dalam tanpa lajur yang mulut sakunya dibuat miring atau membentuk huruf "L". Misalnya. saku dalam pada rok dan celana jeans.

2) Saku passe poile

Adalah saku dalam dengan mulut saku atau belahan dua lajur. Saku ini sering dipasang pada blus, kemeja. jaket maupun celana dengan letak seperti saku luar atau saku tempel. Saku ini dapat dipasang dengan tutup maupun tanpa tutup.

3) Saku vest


Saku uest adalah saku dalam dengan mulut saku atau belahan satu lajur. Saku ini sering dipasang pada blus. kemeja, jaket. dan celana dengan arah melebar atau horizontal, memanjang atau diagonal. Saku ini dapat dipasang dengan tutup atau tanpa tutup.

Dalam menggambar atau membuat pola saku. tidak ada ukuran standar atau ukuran pasti. jadi bentuk maupun ukuran tergantung pada model. Hal yang jelas penampilan saku pada busana harus proporsional sesuai dengan bentuk maupun ukuran pakaian dan dapat menambah keindahan dari pakaian tersebut.

Macam-macam saku


Pola saku dalam passe pcile lipatan kain dapat dibagian mas atas bawah


Postingan Populer